Abiu (Pouteria
caimito) adalah sejenis tanaman malar hijau yang tergolong dalam keluarga
Sapotaceae yang berasal dari kawasan tanah rendah Amazon di Brazil dan kini telah tersebar
luas di Amerika Selatan
dan Amerika Tengah. Ia juga boleh dijumpai di
Malaysia. Di Sabah tanaman ini telah mula ditanam di
Stesen Penyelidikan Pertanian, Tenom pada tahun 1984
sebagai salah satu koleksi janaplasma buah-buahan dari luar negeri yang
berpotensi unruk dibangunkan.
Pokok abiu sederhana besar dengan ketinggian
mencapai sehingga 10 meter. Daunnya tersusun secara berselang, berbentuk sama
ada obovat atau eliptik, bersaiz 10-20 cm panjang dan 3-6 cm lebar. Bunganya
jenis hermaprodit, berwarna putih dan keluar dari aksil daun sama ada secara
tunggal atau berkelompok antara 2-5 kuntum setiap kelompok. Buah yang muda
berwarna hijau, berbentuk eliptik atau bulat, berkulit licin dan kadangkala
mempunyai "puting" yang pendek sebelah bawah buah, tangkai buah yang
pendek dan mengandungi banyak cairan bergetah. Buah yang masak berwarna kuning
berkilat dan kurang bergetah. Isinya berwarna putih krim, berjus, tekstur halus
dan lembut, manis, aroma harum, sedikit bergetah dan mengandungi 1-4 biji yang
berwarna hitam dan berbentuk empat segi panjang.
Abiu boleh dibiak sama ada melalui biji benih atau
secara pembiakan tampang. Jenis pembiakan tampang yang sesuai dilakukan ialah
cantuman baji ataupun cantuman sisi. Anak pokok yang dibiak cara tampang boleh
ditanam ke ladang 4-5 bulan selepas mencantum. Biji benih abiu haruslah disemai
secepat mungkin (1-2 hari) bagi menjamin pertumbuhan yang baik. Anak pokok
dibiak dari biji benih boleh ditanam ke ladang bila mencapai umur 6-8 bulan
selepas disemai. Pokok abiu yang dibiak secara tampang akan mula mengeluarkan
buah antara 1-2 tahun selepas ditanam di ladang sementara itu pokok yang dibiak
melalui biji benih hanya mulai berbuah 2-4 tahun selepas menanam.(sumber :
Wikipedia)
Jambu bol adalah pohon buah kerabat jambu-jambuan. Buah
jambu ini memiliki tekstur daging yang lebih lembut dan lebih padat
dibandingkan dengan jambu air. Tidak begitu jelas mengapa namanya demikian
karena bol (bahasa Melayu) atau bool (bahasa Sunda) berarti "pantat".
Nama-nama daerahnya di antaranya jambu bo, jambu jambak (Min.), jambu bool
(Sd.), nyambu bol (Bl.), jambu bolo (Mak.), jambu bolu (Bug.). Juga, jambu
darsana, dersana, tersana (Jw., Md.); kupa maaimu (Sulut); nutune, lutune, lutu
kau, rutuul (Mal.) dan lain-lain.
Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Malay apple, sementara nama ilmiahnya
adalah Syzygium malaccense (yang berarti: ‘berasal dari Malaka’) menunjuk pada
salah satu wilayah asal-usulnya.
Pohon yang tidak seberapa tinggi, hingga sekitar 15 m. Batang lurus, gemangnya
hingga 20-45 cm, bercabang rendah dan bertajuk rimbun padat sampai membulat,
memberikan naungan yang berat.
Daun tunggal terletak berhadapan, dengan tangkai pendek 1-1,5 cm, yang tebal
dan kemerahan ketika muda. Helaian daun lonjong menjorong, 15-38 x 7-20 cm,
tebal agak kaku seperti jangat.
Karangan bunga muncul pada bagian ranting yang tak berdaun (sering pula pada
cabang dekat batang utama), bertangkai pendek dan menggerombol, berisi 1-12
kuntum. Bunga merah agak ungu atau jambon, berbilangan 4, bergaris tengah 5-7
cm; tabung kelopak panjang 1,5-2 cm; helai mahkota merah, lonjong, bundar telur
atau bundar, 1,5-2 cm; benang sari banyak, panjang s/d 3,5 cm; panjang tangkai
putik 3-4,5 cm.
Buah buni berbentuk bulat sampai menjorong, dengan garis tengah 5-8 cm, merah
tua, kuning keunguan, atau keputihan. Daging buah padat, tebal 0,5-2,5 cm,
putih dengan banyak sari buah dan wangi yang khas, asam manis sampai manis.
Bijinya sebutir, bulat kecoklatan, berdiamater 2,5-3,5 cm
Kegunaan
Buah jambu bol biasa disajikan sebagai buah meja. Jambu bol, bersama dengan
jambu air dan jambu
semarang
atau jambu cincalo memiliki pemanfaatan yang kurang lebih serupa dan dapat
saling menggantikan. Buah-buah ini umumnya dimakan segar, atau dijadikan sebagai
salah satu bahan rujak. Aneka jenis jambu ini juga dapat disetup atau dijadikan
asinan.
Karena rasa dan aromanya, jambu bol pada umumnya lebih disukai orang dan karena
itu harganya juga umumnya lebih tinggi daripada jambu air atau jambu
semarang.
Kulit batangnya digunakan sebagai obat sariawan. Sedangkan kayunya yang keras
dan kemerahan cukup baik sebagai bahan bangunan, asalkan tidak kena tanah.
Asal Usul
Asal usul pohon buah ini tidak diketahui dengan pasti, akan tetapi jambu bol
ditanam luas sejak lama di Semenanjung Malaya,
Sumatra
dan Jawa.
Karena manfaatnya, jambu bol kini ditanam di banyak negara tropis, termasuk di
negara-negara Karibia seperti Jamaika serta Trinidad dan
Tobago.
( sumber :Wikipedia)
Buah naga
Pada tahun
1870
tanaman ini dibawa orang
Perancis dari
Guyana ke
Vietnam sebagai tanaman hias. Oleh orang
Vietnam
dan orang Cina buahnya dianggap membawa berkah. Oleh sebab itu, buah ini selalu
diletakkan di antara dua ekor
patung naga
berwarna
hijau di atas meja altar. Warna merah buah
terlihat mencolok di antara warna naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan inilah
buah itu di kalangan
orang Vietnam yang
sangat terpengaruh budaya Cina dikenal sebagai
thang loy (buah naga).
Istilah Thang loy kemudian diterjemahkan di
Eropa
dan negara lain yang berbahasa Inggris sebagai
dragon fruit (buah naga).
Varietas
Nama buah naga merujuk pada buah-buah yang dapat dimakan dari tumbuhan
jenis:
Morfologi
Hylocereus undatus sedang
berbuah.
Morfologi tanaman buah naga terdiri dari
akar,
batang,
duri,
bunga, dan
buah.
Akar buah naga hanyalah
akar
serabut yang berkembang dalam
tanah
pada batang atas sebagai akar gantung. Akar tumbuh di sepanjang batang pada
bagian punggung sirip di sudut batang. Pada bagian duri, akan tumbuh bunga yang
bentuknya mirip bunga
Wijayakusuma.
Bunga yang tidak rontok berkembang menjadi buah. Buah naga bentuknya bulat agak
lonjong seukuran dengan buah
alpukat. Kulit buahnya
berwarna merah menyala untuk jenis buah naga putih dan merah, berwarna merah
gelap untuk buah naga hitam, dan berwarna kuning untuk buah naga kuning. Di
sekujur kulit dipenuhi dengan jumbai-jumbai yang dianalogikan dengan sisik
naga.
Oleh sebab itu, buah ini disebut buah naga.
Batangnya berbentuk segitiga, durinya sangat
pendek dan tidak mencolok, sehingga sering dianggap "kaktus tak
berduri". Bunganya mekar pada awal senja jika kuncup bunga sudah berukuran
sekitar 30 cm. Mahkota bunga bagian luar yang berwarna krem, mekar sekitar pukul
sembilan malam, lalu disusul mahkota bagian dalam yang putih bersih, meliputi
sejumlah
benang sari yang berwarna kuning. Bunga
seperti corong itu akhirnya terbuka penuh pada tengah malam, karena itu buah
naga dikenal sebagai
night blooming cereus. Saat mekar penuh, buah naga
menyebar bau yang harum. Aroma ini untuk memikat
kelelawar, agar menyerbuki bunga buah naga.
Pembudidayaan buah
naga
Pada umumnya, buah naga dibudidaya dengan cara
stek atau penyemaian biji. Tanaman akan tumbuh subur jika media tanam porous
(tidak becek), kaya akan unsur hara, berpasir, cukup sinar matahari dan bersuhu
antara 38-40° C. Jika perawatan cukup baik, tanaman akan mulai berbuah pada
umur 11-17 bulan. Kota Malang berada 400-700 dpl, sangat cocok untuk budidaya
buah naga merah. Walaupun memiliki udara yang cukup sejuk, namun mendapatkan
sinar matahari yang cukup merupakan syarat pertumbuhan buah naga merah.
Buah naga dapat berkembang dengan kondisi tanah
dan ketinggian lokasi apapun, namun tumbuhan ini cukup rakus akan unsur hara,
sehingga apabila tanah mengandung pupuk yang bagus, maka pertumbuhannya akan
baik. Dalam waktu 1 tahun, pohon buah naga dapat mencapai ketinggian 3 meter
lebih. Berdasarkan beberapa sumber, buah naga belum banyak dibudidayakan di
Indonesia.
Sementara ini, daerah
Mojokerto,
Jember,
Malang,
Pasuruan,
Banyuwangi,
Ponorogo, dan
Batam
merupakan daerah yang telah membudidayakan tanaman ini.
Manfaat buah naga
Selain rasanya yang manis menyegarkan, buah naga
kaya akan manfaat. Banyak orang percaya buah ini dapat menurunkan
kolesterol dan penyeimbang
gula darah. Belum ada penelitian tentang
manfaat buah ini, namun karena asalnya dari jenis buah kaktus dipercaya buah
naga mengandung
vitamin C, beta
karoten, kalsium, dan karbohidrat. Buah naga mengandung serat yang tinggi
sebagai pengikat zat karsinogen penyebab
kanker dan memperlancar proses pencernaan. (sumber :
Wikipedia)